Jumat, 12 Februari 2010

MEMANFAATKAN PELUANG

Oleh: Arba’in Nurdin

إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ, وَصِحَّتِكَ قَبْلَ مَرَضِكَ, وَفَرَاغِكَ قَبْلَ شُغْلِكَ, وَشَبَابِكَ قَبْلَ هَرَمِكَ, وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ (رواه الحاكم

Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Manfaatkanlah kesempatan yang lima, sebelum (datang) lima yang lainnya, yaitu: Masa hidupmu sebelum matimu. masa sehatmu sebelum datang sakitmu. masa senggangmu sebelum datang kesibukanmu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu. dan masa kayamu sebelum datang fakirmu." (HR. Al-Hakim).

Hadits di atas memberikan makna yang sangat berarti bagi kita umat manusia, dalam arti hadits tersebut memaknai waktu dengan sesuatu yang sangat berharga, sehingga kita dapat mempergunakan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya.

Sebaliknya, kita dapat melihat sendiri bahwa umat manusia di zaman akhir ini tidak banyak peduli dengan waktu yang mereka miliki sehingga ketika waktu tersebut berubah dengan sesuatu atau keadaan yang tidak baik, barulah mereka merasa menyesal.
Dalam hadits ini dijelaskan lima waktu yang sangat berharga, dan akan dijelaskan satu persatu dalam makalah singkat ini:

Pertama: Memanfaatkan waktu/ masa hidup sebelum datang masa mati/meninggal
Hidup hanya sekali, di dalam agama Islam tidak mengenal istilah inkarnasi (hidup kembali), karena hidup di dunia ini merupakan sandiwara belaka, seperti halnya kita sedang bermain film dan sutradaranya adalah Allah Tuhan Yang Maha Esa, manusia semua adalah pemain film-nya. Oleh karena itu, ketika melakoni sebuah karakter maka kita akan gunakan atau manfaatkan karakter tersebut dengan sebaik-baiknya serta mengikuti apa yang telah diinstruksikan oleh Sutradara, agar Sang Sutradara memberikan nilai positif (pahala) kepada kita. Sebagaimana firman Allah SWT:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (٢

Artinya: “yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (al-Mulk: 2)

Selain itu, selama kita menikmati kehidupan di dunia, maka kita terus menabung amal kebaikan baik yang berhubungan langsung kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, haji serta yang berhubungan dengan umat manusia, seperti zakat, infaq, sedekah dan lain sebagainya. Karena Allah SWT dalam firman-Nya akan membalas kebajikan sekecil apapun yang dilakukan oleh hamba-Nya sebaliknya Allah juga akan membalas kejahatan sekecil apapun kelak di Hari Kiamat yaitu hari dimana semua amal dan perbuatan akan dipertanggungjawabkan dihadapan Sang Maha Pencipta alam semesta yaitu Allah SWT.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (٧) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.” (al-Dzaldzalah: 8-9)

Kedua: Memanfaatkan waktu/ masa sehat sebelum datang masa sakit
Sering kita dengar di setiap pertemuan keagamaan atau pengajian, seorang da’i memulai pengajiannya dengan selalu mengajak audiensi untuk bersyukur atas nikmat Allah, baik berupa nikmat kesehatan serta kesempatan. Syukur di sini harus kita manifestasikan atau kita wujudkan dalam bentuk kegiatan atau aktifitas yang bermanfaat, selain dalam bentuk lisan dengan selalu melafadzkan kalimat hamdalah.

Dengan tubuh yang sehat, maka kita dapat melakukan aktifitas apa saja tentunya yang bermanfaat, karena pepatah Arab mengatakan :

العَقْلُ السَلِيْمُ فِي الجِسْمِ السَلِيْمِ

Artinya: “di dalam tubuh yang sehat terdapat akal yang sehat.”

Aktifitas tersebut dapat dilihat pada umat manusia sekarang, yang banyak memanfaatkan atau mengkonsumsi makanan serta minuman herbal tanpa ada campuran zat kimia. Karena beberapa penyakit banyak timbul dikarenakan makanan atau minuman yang cepat saji atau instan tersebut.

Namun sangat disayangkan, di masa sekarang ini umat manusia hanya memperhatikan kesehatan tubuh mereka secara lahiriyah serta menafikan kesehatan batiniyah. Karena itu banyak mereka yang berlomba-lomba untuk menjaga kesehatan fisik mereka dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta berolahraga secara teratur/setiap hari, walaupun dengan banyak menghabiskan uang, namun mereka tidak menjaga kesehatan batiniyah/hati karena penyakit hati masih sering menjangkit manusia akhir-akhir ini, seperti iri hati, sombong, kikir dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya untuk selalu menjaga kesehatan serta memanfaatkan kesehatan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Ketiga: Memanfaatkan waktu/ masa senggang sebelum datang masa sibuk
Setiap pribadi memiliki kesibukan masing-masing, dan di tengah kesibukan tersebut tentunya ada masa tenang. Seperti seorang pelajar memiliki waktu senggang pada hari minggu, karena pada hari itu tidak ada proses belajar mengajar. Dan di hari-hari seperti itu tentu perlu kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, bukan hanya diisi dengan aktifitas seperti menonton televisi atau tidur-tiduran tapi dapat diisi dengan membaca atau mengerjakan pekerjaan rumah dan lain sebagainya. Sehingga waktu yang kosong tersebut dapat dimanfaatkan serta diisi dengan aktifitas yang bermanfaat.
Di dalam al-Qur’an, Allah telah menjelaskan bahwa ketika _ating waktu senggang atau kosong, maka isilah dengan sesuatu yang bermanfaat.

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧

Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (al-Insyiroh: 7)

Sebagian ahli tafsir menafsirkan ayat di atas yaitu apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah maka beribadatlah kepada Allah, apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia maka kerjakanlah urusan Akhirat, dan ada lagi yang mengatakan, apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.

Keempat: memanfaatkan waktu/ masa muda sebelum datang masa tua
Para muda mudi banyak berpendapat, bahwa masa muda adalah masa yang paling berharga, karena di masa tersebut segala kekuatan/kompetensi dalam diri mereka akan lahir sehingga kreatifitas-kreatifitas akan bermunculan. Namun sebaliknya para orang tua terutama mereka yang sudah lanjut usia (lansia) berpikir bahwa kehidupan di dunia ini akan berakhir dan mereka berlomba-lomba mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. Akan tetapi pikiran seperti ini dapat dibenarkan karena dalam teori Kohlberg tentang perkembangan moral manusia dikatakan manusia di masa remaja cenderung melakukan aktifitas yang bermoral atau bernilai baik atas dasar kesepakatan lingkungan sekitar/teman bermain, namun pada masa tua manusia cenderung berprilaku baik atas dasar nilai-nilai universal dan suara hati.

Namun jangan terlupakan, kematian pasti akan menghampiri setiap yang bernyawa, oleh karena itu dalam beraktifitas kita tidak boleh meremehkan sesuatu apalagi yang berkaitan dengan ibadah yang langsung kepada Allah dan manusia. Karena kita terbelenggu dengan aktifitas sehari-hari dan melupakan ibadah, padahal Allah menciptakan kita tiada lain hanya untuk menyembah kepada-Nya.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (ad-Dzariat: 56)

Kelima: memanfaatkan waktu/ masa kaya sebelum datang masa fakir/miskin
Nasib seseorang di dunia ini tak dapat diprediksi serta diperkirakan, seorang anak pejabat belum tentu nantinya akan menjadi pejabat, seorang anak pedagang belum tentu akhirnya menjadi pedagang juga. Ini merupakan sebuah realita serta kenyataan yang tak terbantahkan.

Salah satu amal kebajikan yang dapat menolak datangnya bala’ atau musibah adalah bersedekah. Dalam kaitannya dengan hadits di atas, Rasulullah SAW menegaskan kita untuk memanfatkan sedikit kekayaan yang kita miliki terutama kekayaan yang berupa materi dengan cara menyedekahkannya kepada fakir miskin di lingkungan sekitar.
Di dalam rukun agama Islam telah termaktub poin zakat, dimana setiap kekayaan yang dimiliki harus dizakati atau dibersihkan setiap tahunnya/nisab. Karena di dalam kekayaan yang kita miliki merupakan milik orang lain.

Di dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang menerangkan tentang fadhilah bersedekah. Di antaranya:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (٩٢

Artinya: “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (al-Imron: 92)
Read More......