Jumat, 04 September 2009

Hiasi Ramadhan Dengan Al-Qur'an

Oleh: Arbain Nurdin
Segenap kaum muslim yang berbahagia

Syukur Alhamdulillah selalu kita panjatkan kepada Allah SWT., Yang memberikan nikmat-Nya kepada kita khususnya nikmat kesempatan untuk bertemu dan berkumpul dalam masjid yang penuh barokah ini dalam rangka melaksanakan salah satu perintah Allah yaitu sholat Jum’at. Dan juga nikmat kesehatan, sehingga kita dapat melaksanakan salah satu rukun Islam yaitu puasa di bulan Ramadhan pada tahun ini. Amien yaa robbal ‘alamien.

Kaum muslimin yang berbahagia

Pada Jum’at kali ini, khotib mengajak kepada diri sendiri dan para mustami’un untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT kapanpun dan dimanapun kita berada, yaitu dengan selalu mempelajari, memahami serta mengamalkan perintah-perintah Allah SWT serta meninggalkan larangan-larangan-Nya. Karena ketaqwaan-lah yang di lihat Allah bukan harta atau kedudukan kita.

Sebagaimana seorang ulama sufi pernah berkata tentang pengaruh takwa bagi kehidupan seorang muslim; “Dengan bertakwa, para kekasih Allah akan terlindungi dari perbuatan yang tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut kepada Allah sehingga senantiasa terjaga dari perbuatan dosa, pada malam hari mengisi waktu dengan kegiatan beribadah, lebih suka menahan kesusahan daripada mencari hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan"

Sidang sholat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT

Alhamdulillah, kita telah memasuki fase kedua di bulan suci Ramadhan, dimana pada fase kedua inilah tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan Al-Qur’an karim diturunkan. Hal ini dipertegas oleh Firman Allah dalam al-Qur’an yang berbunyi:
Artinya: “bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, …” (al-Baqoroh: 185)

Kaum muslimin yang berbahagia

Sebagaimana kita ketahui berpuasa di bulan suci Ramadhan ini adalah wajib hukumnya bagi orang-orang muslim. Dan menunaikan kewajiban merupakan ibadah yang sangat utama, karena kewajiban merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (dalam hadits qudsi):

“Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada dengan menunaikan kewajiban yang Aku bebankan kepadanya…” (HR. Bukhari [6502] dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Segenap kaum muslim yang berbahagia

Ibadah puasa ini memiliki kekhususan sebagaimana yang disabdakan baginda Rasulullah dalam haditsnya:

Artinya: “Puasa adalah perisai, maka janganlah dia berkata kotor dan bertindak dungu. Kalau pun ada orang yang mencela atau mencaci maki dirinya hendaknya dia katakan kepadanya, “Aku sedang puasa.” Dua kali. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada harumnya minyak kasturi. (Allah berfirman) ‘Dia rela meninggalkan makanannya, minumannya, dan keinginan nafsunya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.’ Setiap kebaikan itu pasti dilipatgandakan sepuluh kalinya.” (HR. Bukhari [1894] dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Berdasarkan hadits di atas, ibadah puasa sangatlah special dihadapan Allah, sampai-sampai bau mulut orang yang berpuasa pun dihargai dengan lebih wangi dari minyak kasturi. subhanaAllah..

Sidang sholat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT

Seperti yang dijelaskan khotib di awal khutbah tadi, bahwa Ramadhan merupakan bulan dimana terdapat peristiwa awal mulanya al-Qur’an diturunkan, sehingga bulan ini juga disebut dengan bulan Al-Qur’an.

Oleh karena itu, banyak sekali dalil yang menerangkan akan keistimewaan mengagungkan kitab suci umat Islam ini. Terutama di bulan suci Ramadhan, bulan di mana setiap amal kebajikan dilipat gandakan.

Allah Ta’ala berfirman :
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Fathir: 29-30)

Dan dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bertemu dengan Jibril pada bulan Ramadhan setiap malam untuk membacakan kepadanya al-Qur'anul Karim.

Hal ini menunjukkan dianjurkannya mempelajari al-Qur'an pada bulan Ramadhan dan berkumpul untuk itu, juga membacakan al-Qur'an kepada orang yang lebih hafal. Dan juga menunjukkan dianjurkannya memperbanyak bacaan al-Qur'an pada bulan Ramadhan.

Kaum muslimin yang berbahagia

Al-Qur’an adalah kitab Ilahi, kitab suci yang keautentikan-nya atau keaslian-nya tetap terjaga, tak ada satupun umat manusia dapat membuat kitab seperti kitab suci Alqur’an.

Dalam surat Al-Hasyr ayat 21 Allah mengambarkan akan keagungan kitab suci Al-Qur’an, ayat tersebut adalah:

Artinya: “Kalau sekiranya kami menurunkan Alqur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”

Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi pemberi syafa’at baginya pada hari Kiamat. Allah SWT menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di Akhirat, sebagaimana firman Allah dalam QS. Thaaha ayat 123:

Artinya: “Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”

Sidang sholat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT

Agar al-Qur’an yang kita baca dapat memberikan syafa’at kelak di hari Kiamat, maka hendaknya kita memperhatikan etika dalam membaca-Nya, di antaranya adalah:

Pertama, suci dari najis dan duduk dengan sopan serta menghadap ke kiblat.

Kedua, membaca al-Qur’an dengan tartil atau pelan dan tidak cepat, sehingga yang membaca dapat memahami apa yang ia baca. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa saja yang membaca Al-Qur'an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami" (HR. Ahmad dan para penyusun Kitab-Kitab Sunan).

Ketiga, membaca Al-Qur'an dengan khusyu'.
Maksudnya yang membaca dapat memahami apa yang ia baca sehingga dapat menyentuh perasaan sang pembaca sampai-sampai ia menangis. Rasulullah n bersabda: "Bacalah Al-Qur'an dan menangislah, apabila kamu tidak menangis maka usahakan seakan-akan menangis (karena ayat yang engkau baca)." (HR. Al-Bazzar).

Kaum muslimin yang berbahagia

Keempat, membaguskan suara di dalam membaca al-Qur’an. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Hiasilah Al-Qur'an dengan suaramu" (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Di dalam hadits lain dijelaskan: "Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur'an" (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Maksud hadits di atas, membaca Al-Qur'an sesuai dengan ketentuan kaidah Tajwid. Karena Rasulullah juga telah bersabda yang artinya: Orang yang membaca Al-Qur’an dengan lancar (dan benar tajwidnya) bersama para malaikat yang mulia lagi baik, sedang orang yang membaca Al-Qur’an tersendat-sendat dan berat (kurang lancar), baginya dua pahala. (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, membaca al-Qur’an dengan tidak meninggalkan kaidah tajwid walaupun tidak lancar maka ia mendapatkan dua pahala, apalagi kalau dibaca secara lancar.
Segenap kaum muslim yang berbahagia

Kelima, membaca Al-Qur'an dimulai dengan Isti'adzah.
Allah SWT berfirman:

Artinya: "Dan bila kamu akan membaca Al-Qur'an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk" (An-Nahl: 98).
Kaum muslimin yang berbahagia

Keenam, membaca Al-Qur'an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih atau dalam hati secara khusyu'.

Dalam hadits dijelaskan bahwa:
"Ingatlah bahwasanya setiap hari dari kamu munajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh mengangkat suara atas yang lain di dalam membaca (Al-Qur'an)" (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Baihaqi dan Hakim).

Jadi, jangan sampai ibadah membaca al-Qur’an kita sia-sia karena kita tidak mengikuti sunnah Rasulullah dalam melaksanakan ibadah membaca Al-Qur'an. Misalnya, dengan suara yang keras pada saat orang lain sedang melaksanakan sholat sunnah rawatib dan lain sebagainya.

Ketujuh, Berdo'a setelah membaca Al-Qur'an.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa para sahabat apabila setelah khatam membaca Al-Qur'an, mereka berkumpul untuk berdo'a dan mengucapkan: 'Semoga rahmat turun atas selesainya membaca Al-Qur'an'. Dan sebuah hadits dijelaskan, diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. bahwasanya apabila ia telah khatam membaca Al-Qur'an, ia mengumpulkan keluarganya dan berdo'a. (HR Abu Dawud).

Sidang sholat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT

Selain membaca al-Qur’an, kita juga diharuskan untuk mendengarkan kalamu-Allah apabila ada yang membacanya, karena dengan mendengarkannya saja kita telah mendapatkan pahala sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: "Dan tatkala dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, semoga kamu diberi rahmat" (QS. Al-A'raaf: 204).

Segenap kaum muslim yang berbahagia

Demikianlah khutbah jum’at kali ini, kita berdo’a kepada Allah SWT. Semoga kita dapat meningkatkan amal kebaikan kita, seperti memperbanyak membaca al-Qur’an khususnya di bulan Ramadhan ini, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya. Dan pada akhirnya kita menggapai tujuan akhir di dalam kehidupan kita yaitu menjadi insan yang taqwa. Amien yaa robbal ‘alamien. (berbagai sumber)

Read More......